Lelaki
yang menggunakan warna pink perlu dipertanyakan kejantanannya. Komentar salah
seorang teman yang bercanda mengomentari teman saya yang seorang lelaki memakai
kaos berkerah berwarna pink. Benarkah begitu? Warna pink atau di Indonesia
sering disebut sebagai warna merah jambu selalu diasosiasikan dengan perempuan
dan kelembutan?
Warna memiliki mitosnya masing-masing. Di balik warna meyimpan
berbagai makna. Dan saya akan bahas sedikit di sini. Tulisan ini
diikutkan pada 8
Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat.
Judul
di atas sebenarnya tidak terbalik. Asal mula warna merah muda atau sering kita
sebut dengan pink ini sebenarnya diperuntukkan untuk pria. Kenapa bisa begitu?
Awal
mulanya saat di kuliah di kelas, dosen saya membahas mengenai warna pink dan
biru. Beliau mengatakan jika sebenarnya warna pink yang selalu diidentikkan
dengan perempuan awal mulanya diperuntukkan untuk pria dan biru yang identik
dengan pria, sejarahnya adalah warna perempuan. Saya penasaran, benarkah
seperti itu? saya pun mulai mengobok-obok google. Dari beberapa artikel yang
saya dapatkan, muncullah nama Leon Battista Alberti dan Leonardo Davinci. Kalau
Leonardo Davinci, jelas, semua orang tahu siapa dia. Sosok pelukis terkenal
yang menghasilkan maha karya, Monalisa. Tapi siapakah Leon Battista Alberti ?
jujur saya juga baru mendengar namanya.
Leon
Battista Alberti adalah seorang penulis asal Italia, seniman, arsitek, penyair,
pendeta, ahli bahasa, filsuf, kriptografer. Meskipun ia sering disebut sebagai
"arsitek" eksklusif. Tapi dari semua artikel yang saya dapatkan,
tidak membahas secara jelas dari sumber yang jelas pula peran Alberti dalam
warna pink dan biru dan hubungannya dengan simbol perempuan dan laki-laki,
selain ia memang merupakan tokoh yang terkenal dengan Teori Historia, yaitu
teori yang menggabungkan orang, binatang dan bangunan yang menciptakan harmoni
satu sama lain di dalam sebuah lukisan. Ia memang terkenal sebagai seniman.
Leon Battista Alberti |
Setelah mencari-cari lagi,
kemudian muncullah sebuah nama, Jo B. Paoletti. Siapakah dia? Beliau adalah
seorang profesor dalam bidang Studi Amerika di Universitas Maryland, USA.
Profesor ini mengajar mata kuliah yang berhubungan dengan kehidupan orang-orang
Amerika, termasuk budaya populer, fesyen dan konsumerisme serta budaya materiil.
Prof. Jo B Paoletti |
Profesor
ini pernah melalukan sebuah penelitian tentang warna merah muda dan biru, lalu
dituliskannya dalam sebuah buku yang berjudul, Pink and Blue: Telling the Boys
from the Girls in America, yang diterbitkan oleh Indiana University Press di tahun 2012. Bukunya berisi sejarah
tentang sejak kapan pink identik dengan perempuan dan biru untuk laki-laki.
Dari beberapa review terpercaya
mengenai buku ini, bahwa penentuan warna untuk anak pria dan perempuan awalnya
sebenarnya tidak spesifik. Ide mengenai warna dapat membentuk kepribadian anak
sesuai dengan jenis kelamin muncul tepatnya sebelum Perang Dunia I. Warna pink
dianggap sebagai warna yang lebih kuat dibandingkan dengan biru. Oleh
sebab itu, anak pria dianggap lebih cocok menggunakan warna tersebut.
Sedangkan, anak perempuan menggunakan warna biru karena dianggap lebih cantik
dan feminin pada saat itu.
Warna
Pink merupakan warna yang sangat umum digunakan sebagai pakaian untuk anak-anak
dihampir semua panti asuhan Eropa pada abad 18. Sementara di Amerika abad 18
(terutama di era 1818 - 1882) warna-warna yang cerah seperti Putih, Pink, Biru,
dan Ungu merupakan warna yang umum digunakan oleh para pria.
Di
tahun 1927, banyak toko pakaian anak terkemuka yang menjual pakaian anak dengan
warna yang biru untuk perempuan dan pink untuk laki-laki. Barulah sejak tahun
1940-an, pabrik pakaian anak memutuskan untuk membuat pakaian warna pink untuk
anak perempuan dan biru untuk warna laki-laki. Karenanya, anak-anak yang lahir
setelah Perang Dunia II dibesarkan dengan kedua warna tersebut.
Video di bawah ini merupakan
kumpulan hadiah dan kartu ucapan selamat dari UCLA Biomedical Library
collection of Baby Books. Kartu ucapan di video ini menunjukkan penggunaan
warna pink dan biru untuk anak perempuan dan laki-laki di tahun 1910-an dan di
tahun 1920-an penggunaan warna ini kemudian dikombinasikan. video ini diambil
dari Website Paoletti
Di beberapa negara ada yang menggunakan warna Pink sebagai warna maskulin. Salah satunya di Jepang, Bunga Sakura yang mekar dan berwarna pink diasosiasikan sebagai perwujudan dari ksatria muda yang maju berperang demi meraih tujuan hidupnya sebagai seorang samurai sejati.
Warna pink selama ini selalu diasosiasikan erat dengan kaum perempuan. Pria dengan pink? Sebenarnya tidak salah juga, meski banyak anggapan tak berdasar di luar sana yang menganggap pria dengan pink sama dengan pria yang lemah lembut, dengan konotasi yang cenderung negatif dan anggapan ini sudah sangat melekat di pikiran banyak orang. Namun, itu semua kembali pada selera masing-masing.
4 komentar:
oh jadi begitu ya mba, saya juga baru tau kalau pink sebenernya utk pria, nice share mba.
suka banget sm postingan ini.. apalagi sma foto2nya :D
trima kasih sudah berkunjung
Posting Komentar