Pages

Rabu, 04 April 2012

Sedekah=Rejeki


Bersedekah
Saya sudah membuktikan ini. Sebenarnya sudah berkali-kali, tapi kali ini rejekinya datang tanpa diduga-duga dan memang saat itu saya sangat menginginkannya, eh malah dikasih cuma-cuma alias gratiss ^_^ Nominalnya mungkin gak seberapa, tapi bagi saya, benar-benar rejeki nomplok yang pada saat itu memang lagi mengirit pengeluaran.

Saya sedang dalam keadaan dimana pengeluaran uang lagi deras-derasnya karena akan menghadapi ujian proposal. Pastilah untuk itu saya mengeluarkan uang yang untuk ukuran kantong saya, cukup banyak. Mana mau beli inilah, itulah, belum mau ke sana sini mesti naik transportasi yang membutuhkan banyak uang, bahkan pengeluaran untuk transportasi kali ini cukup banyak karena demo mahasiswa di mana-mana yang membuat beberapa jalanan macet dan itu pula yang membuat saya harus menyambung angkot lebih banyak dari biasanya kalo mahasiswa lagi tidak berdemo (demo mahasiswa memberikan kontribusi yang besar dalam menguras isi kantong saya)

Sore harinya, saya harus ke beberapa tempat untuk menyelesaikan beberapa urusan menyangkut masa depan saya (baca: ujian proposal skripsi) beberapa hal yang berkaitan dengan mengeluarkan uang mesti saya pikirkan berkali-kali, karena memang masih ada keperluan lain yang belum terselesaikan dan pastinya membutuhkan uang, jadi saya mesti pintar-pintar dalam mengolah uang saya yang tersisa. Benar-benar, saya memang harus mempertimbangkan pengeluaran, bahkan sekecil apa pun, kalau tidak begitu penting, sebaiknya tidak usah dibeli. 

Tempat terakhir yang saya ingin kunjungi sore itu adalah rumah nenek di daerah Daya. Tidak enak rasanya, jika saya ke rumah nenek, datang dengan tangan kosong, apalagi kedatangan saya dalam rangka meminta bantuan nenek untuk menjahitkan pakaian yang akan saya gunakan dalam seminar besok dan masih ada beberapa pakaian lain yang perlu dipermak, nenek memang punya mesin jahit di rumah dan tentu saja pandai menjahit ^_^. apalagi beberapa menit yang lalu, saya baru saja mengeluarkan uang seratus ribu lebih untuk keperluan yang lain yang masih menyangkut dengan ujian proposal besok. Karena bingung, saya terpaku sendiri di pinggir jalan selama sekitar 10 menit sampai kemudian datanglah mas penjual bakpao panas yang menurut saya bakpao yang paling besar yang pernah saya lihat ^_^ .

Saya memutuskan untuk membeli 2 biji. Ketika itu di dompet masih tertinggal selembar uang lima puluh ribu, selembar uang sepuluh ribu, dan tiga lembar seribu rupiah yang akan saya gunakan nanti untuk transport pulang ke rumah, memesan kue dan membeli pulsa serta untuk ongkos taksi ke kampus besok ( terpaksa naik taksi dan bukannya angkot karena saking banyaknya bawaan yang harus saya bawa besok dan parahnya kayaknya tidak bakalan cukup) ya sudahlah, kalau memang tidak cukup terpaksa saya harus meminta lagi kepada ortu dan itu berati harus nego lagi, hehehe.

Malamnya, entah kenapa kok saya ngidam makan terang bulan, tapi saya terus berfikir dan menahan diri untuk tidak mengeluarkan uang lagi sampai ujian besok betul-betul berakhir. Setelah itu, saya baru bisa lebih leluasa sedikit dalam mengeluarkan uang ^_^.

Untuk beberapa jam kemudian, saya masih bisa menahan diri, tapi setelah itu saya sudah tidak tahan membayangkan betapa menggiurkannya lelehan coklat dari isi terang bulan yang penuh dan padat itu, hmmm..yummy! hehehe. akhirnya saya ‘menculik’ satu lembar uang lima puluh ribu di dompet, dan sampailah saya di depan gerobak mas Iwan (penjual martabak di depan rumah) menanyakan terang bulan rasa favorit saya apakah masih ada, layaknya orang yang kebanyakan duit, hehehe. saya jadi teringat besok saya harus menelpon dosen untuk mengingatkan mereka datang ke ujian proposal saya, dan akhirnya pembelian pulsa itu memecahkan uang lima puluh ribu saya dan sebentar lagi akan berkurang karena terang bulan yang lezat itu, hiks,hiks..

Malam itu yang punya gerobak martabak alias the Big Boss lagi duduk2 di dekat gerobaknya, saya memanggilnya ‘Pak aji’. Oleh Pak Aji saya diajak ngobrol2 sebentar sambil menunggu pesanan saya dibuatkan. Setelah pesanan terang bulan saya selesai, saya menyodorkan uang sepuluh ribu ke mas yang membuatkan pesanan saya, tapi malah Pak Aji bilang “Gak usah! Uangnya jangan diambil!” Weitsss, ternyata rejeki memang tidak kemana, saya bahkan sempat bunguk-bungkuk mengucapkan terima kasih sama Pak Aji karena udah dikasih terangbulan gratisss..! Alhamdulillah. 

Coklat kacang, favorit saya ^_^v
Kemudian saya teringat kejadian di sore itu, disaat saya yang masih punya keperluan lain dengan uang yang tidak seberapa di dompet, mau mengeluarkan uang untuk membawakan sesuatu ke nenek yang sebenarnya bukanlah sebuah keharusan dan sama sekali tidak termasuk dalam daftar pengeluaran saya saat itu. Tapi hanya rasa tidak enak saya dan karena kebaikan nenek sama saya, saya tidak memikirkan itu lagi, malahan apa yang saya berikan sama beliau, hanya sedikit sekali. Malunya saya pada diri sendiri. 

Mungkin bagi orang lain, apa yang saya dapatkan itu tidak seberapa, tapi bagi saya kala itu benar-benar sudah tidak bisa tahan lagi, apalagi melihat mas yang dari tadi sibuk dengan pesanan pelanggannya (bukan tertarik melihat mas penjualnya, tapi tertarik dengan apa yang dibungkus mas dalam kantong plastik buat pelanggannya, hehehe!) 

Lagian, kalau memang tidak seberapa, itu karena memang saya juga sedekahnya tidak seberapa, kalau mau yang lebih besar lagi, ya sedekahnya harus lebih besar pula, ya kan? Allah maha pemurah, yang maha kaya, yang akan mengganti dan membalas apa yang kita sudah keluarkan. Bersedekah tidak akan mengurangi rejeki kita, tapi malah menambahnya. Subhanallah. 

Hitungan dalam bersedekah itu berbeda dengan hitungan matematika. Dalam matematikan ketika 10-10=0, namun dalam hitungan sedekah ketika 10-10=100. bukan sulap bukan sihir lho, hehe. setiap apa yang kita berikan, akan dikali 100. 

Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.

Seorang Ustadz tenama Yusuf mansur bahkan memberikan gambaran menganai hitungan hitungan sedekah dengan nama Matematika Sedekah, sungguh sangat berbeda dengan ilmu matematika yang dulu pernah kita pelajari di sekolah.

Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:
10 - 1 = 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.
Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:

Beliau memberikan ilustrasinya sebagai berikut:

10 - 1 = 9 ... ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.
10 - 2 = 28
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100

Intinya bukan pada terangbulannya atau pada bakpaonya tapi tentang nikmatnya bersedekah! ^___^
Saya yakin, apa yang saya alami bukanlah sebuah kebetulan belaka, karena saya percaya tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semuanya sudah diatur oleh Allah. So, siapa yang ingin mendapat rejeki? Maka, bersedekahlah. (by_ipm)



Makassar

5 Agustus 2010