Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Kalimat ini memang klise, tapi saya setuju dengannya. Karena memang begitulah adanya.
Saya merasa semua yang saya dapatkan
hari ini adalah sesuatu yang tertunda. Dulu saya tidak memilikinya, sekarang
hampir semua yang saya inginkan tercapai. Jika saya banyak berteori, mungkin akan ada
yang mengatakan “yeah, ngomong emang gampang”. Tanpa ada maksud apa-apa, selain
ingin sedikit memotivasi orang-orang galau :D hanya itu. Saya ingin share
beberapa point di hidup saya, yang akhirnya kemudian menjadi nyata bahkan di
saat saya sudah tidak mengejarnya.
Banyak kejadian di hidup saya, jika
dipikir-pikir lagi adalah sebuah jawaban yang pernah saya impikan, doakan dan
minta kepada Tuhan bahkan di saat saya sudah melupakannya. Itulah hidup,
kumpulan kejutan-kejutan yang akan kau jalani kalau kau bergairah menjalaninya.
Beberapa tahun lalu, ketika lulus
SMA, saya selalu membayangkan bisa berkuliah di Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Setelah beberapa kali ikut tes untuk bisa ke Jogja (dulu disebut
SPMB singkatan dari Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) , saya gagal dan
akhirnya tetap melajutkan kuliah saya di Makassar (saya tidak pernah
menyesalinya, banyak momen-momen istimewa dan orang-orang baik yang kemudian
saya temui selama berkuliah di Makassar) beberapa tahun kemudian setelah lulus
kuliah dan bekerja dengan nyaman di sebuah salah satu stasiun radio swasta di
Makassar, di saat saya sudah hampir melupakan mimpi saya ke UGM (saya merasa
kemampuan saya tidak mumpuni untuk masuk
ke salah satu universitas paling prestius di Indonesia itu, belakangan saya
sadar saya hanya terlalu pesimis) , tiba-tiba saja seorang teman lama
membicarakan niatnya pada saya untuk melanjutkan kuliah di Jawa dan ia
mengatakan tepat beberapa hari sebelum pendaftaran pascasarjana UGM dibuka.
Singkat cerita, saya juga ikut tes, lulus masuk UGM dan BIG BONUS berupa beasiswa
penuh untuk berkuliah di sana. Saya mendapatkan kesempatan untuk kuliah gratis
sampai saya wisuda di UGM. Bahkan setelah hampir setahun dan saat saya
menuliskan ini, saya masih tidak percaya dengan apa yang saya dapatkan.
Alhamdulillah Wa sykurillah. See? Mimpi itu
hanya masalah waktu.
di depan meskam UGM |
Masih belum cukup? Masih ada kisah yang
bisa saya sampaikan disini. Sebelum saya bekerja sebagai penyiar di salah satu
radio swasta di Makassar, beberapa tahun sebelumnya saat saya belum pernah
menyentuh bahkan melihat sama sekali benda-benda yang namanya mixer, michrophone,
raduga, dll (alat-alat yang umumnya ada di studio siar) saya selalu ingin
menjadi penyiar istilah kerennya announcer
wanna be, folder di hp saya penuh dengan
rekaman saya yang berpura-pura menjadi penyiar radio (saya masih menyimpannya
dan selalu tertawa setiap memutarnya) saya berbiacara apa saja, meniru gaya
penyiar yang sejak remaja selalu saya dengarkan dengan setia setiap hari,
apalagi sebelum tidur. Beberapa tahun kemudian, saya lah yang kemudian
didengarkan oleh orang-orang, saya yang menjadi penyiarnya. Kamu tahu?
kesempatan jadi penyiar itu datang begitu saja, saya tidak berani
mencemplungkan diri atau dengan kata lain sengaja datang melamar menjadi
penyiar. Impian itu ternyata terus berada di alam bawah sadar saya dan kemudian
kesempatan itu tiba-tiba datang. See? Kalau Allah mau, apa saja ia bisa
wujudkan, bahkan di saat kita tidak perlu capek-capek mengejarnya
jadi penyiar radio alhamdulillah kesampaian :) |
0 komentar:
Posting Komentar