Ada kisah lainnya yang kemudian
membuat saya berfikir, ternyata kejadian yang terjadi pada saya hari ini
sebagian besar telah saya rencanakan (baca:impikan) di masa lalu saya.
Ketika pertama kali menginjakkan kaki
di Lombok, saya senyum-senyum sendiri dengan apa yang terjadi pada saya. Saya ingat
betul di tahun 2010, di saat masih kuliah S1, tidak punya uang dan tidak
mampu membayangkan untuk bisa liburan hingga ke luar pulau Sulawesi sehingga hampir
setiap minggu yang saya lakukan adalah ‘mengeluh’ di dinding facebook, betapa saya menginginkan
untuk bisa ke Lombok. Tanpa disadari, saya berharap jika saja saya mempunyai
seorang teman yang berasal dari Lombok yang akan mengajak saya ke kampung
halamannya. Di tahun 2012, saya ditakdirkan bertemu dua orang yang bernama Suci
Lukitowati dan Mba Lale Fitria Ariyani. Dua teman kuliah saya di pascarjana UGM
ini asli dari Lombok. Dan tebak apa kejadian selanjutnya? Yep, saya akhirnya
berhasil menginjakkan kaki di Lombok dengan bantuan dua orang sahabat saya itu.
Bahkan tidak hanya satu tempat, bonus (lagi) saya mendapat kesempatan keliling
Lombok. Terbekatilah kedua teman saya itu. Teman saya, Luky mengatakan “Bisa dibilang, kamu bahkan sudah
mengelilingi pulau Lombok, Ndah!” Subhanllah. Dua tahun saya rasa bukan waktu
yang panjang untuk bisa mewujudkan ‘ngidam’ saya ke Lombok dan penantian itu
disertai dengan bonus lagi. Alhamdulillah. Lihat? Simpan dan rawat baik-baik
impian itu, bahkan jika ‘hanya’ di dinding facebook. Tidak ada yang tahu, itu
bisa tiba-tiba kemudian terwujud.
Spot untuk berfoto2 ria di Malimbu, Lombok |
Satu kisah terakhir. Saya mencintai petualangan.
Dan ingin merasakan, setidaknya sekali dalam hidup saya ketika harus menjalani
petualangan yang menantang. Salah satunya, ingin mendaki gunung! Awalnya,
saya pikir saya terlalu neko-neko untuk keinginan yang satu ini. Saya? mendaki gunung? (kekurangan saya adalah suka pesimis duluan sebelum mencoba,
sekarang sudah agak mulai dikurangi. Mohon bantuannya! :D) dan keinginan ini
sebenarnya sudah sering ‘menggoda’ sejak beberapa tahun lalu, tapi saya
singkirkan keinginan itu, hingga kemudian, teman saya Luky mengajak saya naik
Gunung Merbabu yang letaknya di Boyolali, Jawa Tengah. Langsung saya saja saya iyakan dan tadaaa..!
Puncak Merbabu (3.145Mdpl) dengan latar G. Merapi |
Coba dipikir-pikir lagi, mungkin
selama ini kita terlena meyakini bahwa mimpi itu bisa dikatakan terwujud jika
ia merupakan sebuah mimpi besar yang perjuangannya itu sampai bikin lelah,
tidak bisa membuat tidur nyenyak, mengejarnya penuh dengan tangis hingga bikin
berdarah-darah waktu mengejarnya. Sedangkan keinginan atau impian-impian kecil dianggap
sebagai hal yang wajar dan bagian normal dari hidup kita. Bagi saya tidak
seperti itu. impian-impian kecil itu juga butuh ‘tangan tak kentara’ yang mendatangkannya
pada kita. Untuk bisa mencapai mimpi besar, kita juga pasti melewati
impian-impian kecil, bukan?. Mensyukuri
impian-impian kecil yang terwujud juga bisa membuat kita bahagia, jangan tunggu
impian besar terwujud baru kita memutuskan untuk bahagia. "Fabiayyi Aalaaa irobbikumaa
Tukadzdzibaan" (Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?)
Nah, jika kalian punya mimpi dan udah putus asa mikir gak bakal kesampaian. lihat aja deh, kalau itu memang sudah ditakdirkan sama kita, diwaktu yang tidak kita duga, kita bakal diberi kejutan oleh 'tangan tak kentara itu' ;)
Nah, jika kalian punya mimpi dan udah putus asa mikir gak bakal kesampaian. lihat aja deh, kalau itu memang sudah ditakdirkan sama kita, diwaktu yang tidak kita duga, kita bakal diberi kejutan oleh 'tangan tak kentara itu' ;)
2 komentar:
postingannya keren mba
@asrul asmar
Terima kasih :)
Posting Komentar