Serial Goosebump |
salah satu serial Goosebump |
Generasi 90-an dan penyuka cerita horor pasti tidak asing dengan novel di atas. Goosebump atau dalam bahasa Indonesia artinya, merinding. Inilah novel fiksi horor yang suksesnya mendunia karangan Robert Lawrence Stine atau lebih dikenal dengan R.L. Stine. Ia disamakan dengan pengarang terkenal, Stephen King, tapi spesialis dalam bacaan anak-anak.
R.L. Stine |
Goosebump sudah
terjual lebih dari 300 juta eksemplar di seluruh dunia. Mulai diterbitkan dari
tahun 1992-1997 dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa termasuk Indonesia. Yang
paling saya sukai dan juga menjadi karakter dari novel ini adalah endingnya
yang twist alias tidak bisa ditebak. Setelah
membaca, saya biasanya langsung mikir, “Kok? Kok? Bisa begitu?? Tidaak..!”
heheh..lebay yah :D. Novel ini menemani (halah) masa-masa SMP. Goosebump dulunya
sangat terkenal di kalangan siswa di sekolah saya, yang menjadi keuntungan buat
kami adalah kami bisa bertukaran serial goosebump yang belum kami baca tanpa
harus menyewa lagi, heheh..
Gara-gara fenomena
Goosebump ini kami lebih banyak menghabiskan waktu istirahat di kelas untuk menghabiskan
membaca serial Goosebump, karena benar-benar membuat ketagihan. Saking ketagihannya,
saya sering bertukar tempat duduk dengan teman saya yang berada di bangku
belakang agar saya bisa duduk di tempatnya untuk melanjutkan membaca Goosebump,
apalagi kalau gurunya membosankan dan tidak sangar, saya akan mengambil
kesempatan ini (aduh, jaman jahiliyah, adek-adek jangan ditiru ya :D) ketika
menyelesaikan membaca, saya sering bersyukur tidak hidup di dalam cerita horor yang
dibuat oleh Stine, soalnya novelnya ini benar-benar bikin takut (tapi bikin
ketagihan baca) sehari saya bisa menghabiskan 2-3 serialnya, termasuk serial
Fear Street, ini juga novel fiksi horor dari R.L. Stine, tapi segmentasi
pembacanya adalah remaja, di postingan lain akan saya bahas.
Salah satu serial Fear Street |
Beberapa judul yang
saya masih ingat pernah baca adalah Welcome
to Camp Nightmare, Stay Out of the Basement, Ghost Camp, Werewolf Skin, Let's Get Invisible, Welcome To Dead House dan
masih ada beberapa yang judulnya sudah lupa tapi saya masih ingat ending
ceritanya yang twist itu. Endingnya
yang tidak terduga itu yang terus bikin nempel di kepala, kadang suka kesal
juga kalau ending-nya tidak sesuai dengan keinginan saya, heheh.
Oh iyah, namanya
juga media kalau keseringan ‘dikonsumsi’ biasanya berdampak sama kehidupan
kita. Karena masa-masa SMP saya lebih banyak baca novel horor akhirnya mau
melakukan sesuatu jadi parno alias paranoid sendiri. Khawatir buka lemari
pakaian, takutnya tiba-tiba ada monster tanpa kepala keluar dari lemari saya,
setiap mau tidur tidak lupa mengecek kolong tempat tidur, khawatir jika tengah
malam tiba ada sesosok mahluk jadi-jadian ‘hidup’ di bawah tempat tidur dan
keluar untuk mencekik leher ketika saya sedang tertidur, atau malam hari
tiba-tiba manusia serigala muncul di depan jendela kamar saya. Ada-adaa aja..
x_x
Makassar. 23 Agustus 2013
0 komentar:
Posting Komentar