![]() |
source: |
Diam
adalah emas. Untuk beberapa kasus, hal ini memang betul. Kau tahu, aku mempelajarinya
dari seorang teman yang pendiam namun, diamnya itu adalah emas.
Ia tidak banyak bicara, lebih memilih mendengarkan daripada didengarkan. Ia
adalah seseorang yang akan berhenti di tengah pembicaraannya ketika kau
memotongnya dengan cerita tentang dirimu.
Ia yang rela memilih diam dan membiarkanmu
menyelesaikan ceritamu.
Ia yang akan bersemangat mendengarkanmu ketika kau
menggebu-gebu bercerita betapa senangnya kau hari itu.
Ia yang jarang
kau dengar keluhannnya ketika orang-orang di sekelilingmu, termasuk dirimu
mengeluhkan segala sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan keinginanmu.
Ia
adalah orang yang akan selalu mengatakan “ya’’ ketika kau meminta bantuannya.
Ia yang akan berpura-pura merasa kenyang ketika dirinya membiarkanmu mengambil
sebahagian jatah makan siangnya.
Ia yang merasa segan meminta bantuanmu ketika
melihat dirimu sedang sibuk. Ia yang akan menawarkan bantuannya ketika sedang
melihatmu sudah terlalu sibuk.
Namun, tak pernah kau sadari.
Ia adalah orang terakhir yang kau sebut namanya ketika kau mengabsen teman
terbaikmu.
Ia yang kau biarkan kerepotan sendiri dengan pekerjaannya.
Ia yang menjadi
“tempat sampah” mu ketika kau butuh seseorang untuk mendengarkan rengekanmu. Ia orang pertama yang kau
mintai tolong ketika kau kerepotan.
Ia yang kau benci ketika ia melakukan
sedikit saja kesalahan padamu.
Jika kau punya seseorang seperti itu, kumohon sadarilah segera sebelum kau kehilangan.
*Tulisan ini ditulis di tahun 2012 dengan sedikit perbaikan
0 komentar:
Posting Komentar