 |
Peserta PPAN 2012 |
Tes pertama PPAN, wawancara dalam bahasa Inggris, waktu itu ditanyaiin kalo
gak salah ingat menyikapi keberagaman di Indonesia, ya udah saya jawab aja
dengan bahasa Inggris pas-pasan, heheh..pas waktu pengumuman, eh lolos
ternyata. Persiapan tes kedua setingkat lebih sulit. Wawancaranya
macam-macam, habis itu perform seni budaya. Untuk yang ini, saya nyiapin puisi
dan tarian daerah. Giliran saya tiba, gugup banget harus perform
sendirian di tengah-tengah banyak orang habis itu ditanyaiin lagi. Yang lucu
sekaligus bikin saya ketawa sendiri adalah dari sekian banyak peserta, hanya
saya yang perform tarian di luar Sulawesi Selatan, wakakaka.. ~_~ Saya memilih
Tarian Saman, karena beberapa alasan: pertama, waktu itu sempat nanya panitia
kalo peserta boleh-boleh saja menampilkan seni di luar daerah Sulsel dan yang
kedua karena sempat menampilkan tarian itu waktu kuliah jadi masih hapal banget
gerakannya. Tiba masa tes, jadi pusat perhatian, soalnya tarian dan bajunya
beda sendiri, hihihi. Sampai tahapan disitu saja, soalnya gak lolos tahapan
selanjutnya :D Selama masa tes PPAN, jadi ketemu beberapa teman lama di masa
SMA dan kuliah. Salah seorang yang berasal dari masa kuliah jadi teman ngobrol
beberapa hari, kami sering diskusi, ia juga yang bantuin saya pakai kostum
tarian saman yang ribet banget buat saya dan dari hari pertama saya udah yakin
ia adalah saingan terberat dan nyali saya semakin mengecil ketika tahu ia juga
mendaftar program yang sama dengan saya, yang naik kapal pesiar ke Jepang
itu dan tadaaa.. hasil akhir ia yang berhasil mendapatkan kesempatan
keliling ASEAN+Jepang naik kapal pesiar impian saya. Memang layak kok, orangnya
cerdas :)
Kesempatan ke Belanda, akhirnya datang! Yuhuu! Summer School di Utrecth
University selama dua minggu! walau cuman dua minggu, tapi itu Belanda cuuy!
Apalagi untuk ikutan cukup dengan ngirimin tulisan sesuatu tentang Belanda yang
temanya udah ditentuin oleh penyelenggara. Saya yang udah suka bikin coletehan
jadi tulisan senang banget karena gak terlalu jadi beban, ikutanlah saya
kompetisi blog itu, tapi gagal juga, hikss.. pas ‘ngepo’ di blog pemenang
Summer School itu, waahh..ckckck..emang pantas kok dia yang menang, soalnya
tulisan dan blognya emang keren.
 |
Wanna be here someday |
Usaha saya ini mungkin hanya setitik air di lautan (halah) dibandingkan
mereka yang udah berhasil. Jalan ke sana pasti tidak mudah. Penuh kerja keras,
tantangan, pengorbanan. Yang pastinya ikthiar dan doanya sebandinglah.
Kita kembali ke Seminar Beasiswa itu, beberapa narasumber yang hadir
sepertinya membakar semangat sekitar hampir 2000 para pemburu beasiswa.
Acaranya digelar dari jam 7 pagi-jam 5 sore. Sebenarnya acaranya berakhir
hingga pukul 4 sore, tapi saya mengejar Door Prize sebuah Ipod Nano, maka saya
bertahan untuk tinggal ikutan kuis sampai akhir acara, dan saya tidak
mendapatkan I-pod itu :( ya sudahlah, yang terpenting motivasi dari para
pembicara sudah bikin semangat berkobar lagi.
Salah satu pembicara adalah Bang Ahmad Fuadi, penulis novel Negeri 5
Menara. Bang Ahmad, membakar semangat para pemburu beasiswa dengan meminta kami
untuk meneriakkan mantra "Man Jadda Wajada" sekeras-kerasnya
sambil mengepalkan tangan tinggi-tinggi. Gedung GSP bergema oleh mantra
tersebut yang anehnya bikin bulu kuduk saya merinding. Wow beud deh! :D
 |
Bang Ahmad Fuadi membuka presentasinya |
Ada pula Teh Karin, saya kurang mengenal beliau, tapi ia adalah seorang
akhwat yang anggun banget penampilannya. Cara ia berkomunikasi begitu teratur,
lancar dan ngena. Ia lulusan sarjana di salah satu universitas terbaik di New
Zealand (saya lupa nama universitasnya). Teh Karin berbicara mengenai cara
mendapatkan beasiswa yang PENUH dan BERKAH tentunya. Subhanallah. Salah satu nasehat yang Teh Karin yang saya ingat adalah, jika punya mimpi, biasakanlah untuk menulisnya, dimanapun. Di pajang di dinding kamar, atau di cermin atau menuliskannya di diary, cara tersebut adalah salah satu cara kita berdoa. Saya sendiri, suka menuliskannya di diary blog saya :)
 |
Giliran Teh Karin yang bicara (maaf, gambarnya kabur, kualitas kameranya kurang bagus ngambil gambar yang jauhh) |
 |
Mengapa LN? Kualitas? Bisa Jalan-jalan? :D |
 |
Kak Febri lagi sibuk menandatangi buku HKD |
 |
Aamiin ya Rabb.. |
Yang paling saya tunggu adalah Kak Febri, sang penulis buku Haram Keliling
Dunia. Mengapa ia adalah pembicara yang paling saya tunggu? Simple, karena ia
pernah belajar di Belanda! Negara impian saya untuk melanjutkan sekolah. Dengan
waktu yang terbatas yang diberikan panitia, ia berbicara mengenai kehidupannya
di Belanda, mulai dari bagaimana kehidupan di kampus, bergaul di sana, hingga
petualangannya menapakkan kaki di beberapa negara Eropa (waktu ia memperlihatkan
foto-foto travelingnya, saya nelan ludah aja) Nasehat yang diberi oleh Kak
Febri yang cukup aneh tapi "gue banget" adalah Kalau dapat kesempatan
belajar di luar negeri, jangan lupa untuk jalan-jalan! hahah.. menurutnya
jalan-jalan itu akan memberi makan pada mata dan juga hati. Betuuul!
Lha? lha? kok jadi ngomong travelingnya sih? heheh..Jadi prinsip saya gini: Jangan sampai petualangan dunia luar menganggu urusan sekolah dan jangan sampai karena terlalu sibuk meringkuk dalam kamar, membaca buku menghentikan petualangan kita di dunia luar.. Mari belajar dimana saja, kapan saja dan pada siapa saja. Setuju??? ;)