![]() |
Bersedekah |
Saya sudah membuktikan ini. Sebenarnya sudah
berkali-kali, tapi kali ini rejekinya datang tanpa diduga-duga dan memang saat
itu saya sangat menginginkannya, eh malah dikasih cuma-cuma alias gratiss ^_^
Nominalnya mungkin gak seberapa, tapi bagi saya, benar-benar rejeki nomplok
yang pada saat itu memang lagi mengirit pengeluaran.
Saya sedang dalam keadaan dimana pengeluaran uang lagi deras-derasnya
karena akan menghadapi ujian proposal. Pastilah untuk itu saya mengeluarkan
uang yang untuk ukuran kantong saya, cukup banyak. Mana mau beli inilah,
itulah, belum mau ke sana sini mesti naik transportasi yang membutuhkan banyak
uang, bahkan pengeluaran untuk transportasi kali ini cukup banyak karena demo
mahasiswa di mana-mana yang membuat beberapa jalanan macet dan itu pula yang
membuat saya harus menyambung angkot lebih banyak dari biasanya kalo mahasiswa
lagi tidak berdemo (demo mahasiswa memberikan kontribusi yang besar dalam
menguras isi kantong saya)
Sore harinya, saya harus ke beberapa tempat untuk menyelesaikan beberapa
urusan menyangkut masa depan saya (baca: ujian proposal skripsi) beberapa hal
yang berkaitan dengan mengeluarkan uang mesti saya pikirkan berkali-kali,
karena memang masih ada keperluan lain yang belum terselesaikan dan pastinya
membutuhkan uang, jadi saya mesti pintar-pintar dalam mengolah uang saya yang
tersisa. Benar-benar, saya memang harus mempertimbangkan pengeluaran, bahkan
sekecil apa pun, kalau tidak begitu penting, sebaiknya tidak usah dibeli.
Tempat terakhir yang saya ingin kunjungi sore itu adalah rumah nenek di
daerah Daya. Tidak enak rasanya, jika saya ke rumah nenek, datang dengan tangan
kosong, apalagi kedatangan saya dalam rangka meminta bantuan nenek untuk
menjahitkan pakaian yang akan saya gunakan dalam seminar besok dan masih ada
beberapa pakaian lain yang perlu dipermak, nenek memang punya mesin jahit di
rumah dan tentu saja pandai menjahit ^_^. apalagi beberapa menit yang lalu, saya baru saja mengeluarkan uang
seratus ribu lebih untuk keperluan yang lain yang masih menyangkut dengan ujian
proposal besok. Karena bingung, saya terpaku sendiri di pinggir jalan selama
sekitar 10 menit sampai kemudian datanglah mas penjual bakpao panas yang
menurut saya bakpao yang paling besar yang pernah saya lihat ^_^ .
Saya memutuskan untuk membeli 2 biji. Ketika itu di dompet masih
tertinggal selembar uang lima puluh ribu, selembar uang sepuluh ribu, dan tiga
lembar seribu rupiah yang akan saya gunakan nanti untuk transport pulang ke
rumah, memesan kue dan membeli pulsa serta untuk ongkos taksi ke kampus besok (
terpaksa naik taksi dan bukannya angkot karena saking banyaknya bawaan yang
harus saya bawa besok dan parahnya kayaknya tidak bakalan cukup) ya sudahlah,
kalau memang tidak cukup terpaksa saya harus meminta lagi kepada ortu dan itu
berati harus nego lagi, hehehe.
Malamnya, entah kenapa kok saya ngidam makan terang bulan, tapi saya
terus berfikir dan menahan diri untuk tidak mengeluarkan uang lagi sampai ujian
besok betul-betul berakhir. Setelah itu, saya baru bisa lebih leluasa sedikit
dalam mengeluarkan uang ^_^.
Untuk beberapa jam kemudian, saya masih bisa
menahan diri, tapi setelah itu saya sudah tidak tahan membayangkan betapa
menggiurkannya lelehan coklat dari isi terang bulan yang penuh dan padat itu,
hmmm..yummy! hehehe. akhirnya saya ‘menculik’ satu lembar uang lima puluh ribu
di dompet, dan sampailah saya di depan gerobak mas Iwan (penjual martabak di
depan rumah) menanyakan terang bulan rasa favorit saya apakah masih ada,
layaknya orang yang kebanyakan duit, hehehe. saya jadi teringat besok saya
harus menelpon dosen untuk mengingatkan mereka datang ke ujian proposal saya,
dan akhirnya pembelian pulsa itu memecahkan uang lima puluh ribu saya dan
sebentar lagi akan berkurang karena terang bulan yang lezat itu, hiks,hiks..
Malam itu yang punya gerobak martabak alias the Big Boss lagi duduk2 di
dekat gerobaknya, saya memanggilnya ‘Pak aji’. Oleh Pak Aji saya diajak
ngobrol2 sebentar sambil menunggu pesanan saya dibuatkan. Setelah pesanan terang bulan saya selesai, saya menyodorkan uang
sepuluh ribu ke mas yang membuatkan pesanan saya, tapi malah Pak Aji bilang
“Gak usah! Uangnya jangan diambil!” Weitsss, ternyata rejeki memang tidak
kemana, saya bahkan sempat bunguk-bungkuk mengucapkan terima kasih sama Pak Aji
karena udah dikasih terangbulan gratisss..! Alhamdulillah.
![]() |
Coklat kacang, favorit saya ^_^v |
Kemudian saya teringat kejadian di sore itu, disaat saya yang masih
punya keperluan lain dengan uang yang tidak seberapa di dompet, mau
mengeluarkan uang untuk membawakan sesuatu ke nenek yang sebenarnya bukanlah
sebuah keharusan dan sama sekali tidak termasuk dalam daftar pengeluaran saya
saat itu. Tapi hanya rasa tidak enak saya dan karena kebaikan nenek sama saya,
saya tidak memikirkan itu lagi, malahan apa yang saya berikan sama beliau,
hanya sedikit sekali. Malunya saya pada diri sendiri.
Mungkin bagi orang lain, apa yang saya dapatkan itu tidak seberapa, tapi
bagi saya kala itu benar-benar sudah tidak bisa tahan lagi, apalagi melihat mas
yang dari tadi sibuk dengan pesanan pelanggannya (bukan tertarik melihat mas
penjualnya, tapi tertarik dengan apa yang dibungkus mas dalam kantong plastik
buat pelanggannya, hehehe!)
Lagian,
kalau memang tidak seberapa, itu karena memang saya juga sedekahnya tidak
seberapa, kalau mau yang lebih besar lagi, ya sedekahnya harus lebih besar
pula, ya kan? Allah maha pemurah, yang maha kaya, yang akan mengganti dan
membalas apa yang kita sudah keluarkan. Bersedekah tidak akan mengurangi rejeki
kita, tapi malah menambahnya. Subhanallah.
Hitungan dalam bersedekah itu berbeda dengan hitungan
matematika. Dalam matematikan ketika 10-10=0, namun dalam hitungan sedekah
ketika 10-10=100. bukan sulap bukan sihir lho, hehe. setiap apa yang kita
berikan, akan dikali 100.
Allah
sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan
menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar
hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160,
dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau
berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan
sampai 700 x lipat.
Seorang
Ustadz tenama Yusuf mansur bahkan memberikan gambaran menganai hitungan
hitungan sedekah dengan nama Matematika Sedekah, sungguh sangat berbeda
dengan ilmu matematika yang dulu pernah kita pelajari di sekolah.
Tetapi
ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:
10 - 1 = 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.
Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:
10 - 1 = 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.
Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:
Beliau memberikan ilustrasinya sebagai berikut:
10 -
1 = 9 ... ini
ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.
10 - 2 = 28
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100
Intinya
bukan pada terangbulannya atau pada bakpaonya tapi tentang nikmatnya
bersedekah! ^___^
Saya yakin, apa yang saya alami bukanlah sebuah kebetulan belaka, karena saya percaya tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semuanya sudah diatur oleh Allah. So, siapa yang ingin mendapat rejeki? Maka, bersedekahlah. (by_ipm)
Makassar
5 Agustus 2010
Saya yakin, apa yang saya alami bukanlah sebuah kebetulan belaka, karena saya percaya tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semuanya sudah diatur oleh Allah. So, siapa yang ingin mendapat rejeki? Maka, bersedekahlah. (by_ipm)
Makassar
5 Agustus 2010